PSBB Transisi menuju New Normal atau Normal Baru sudah diberlakukan dalam beberapa waktu belakangan di Jakarta, begitu pula di beberapa tempat di Indonesia. Perlu diketahui bahwa adanya transisi menuju New Normal atau Normal Baru ini merupakan suatu upaya untuk memulihkan ekonomi pasca pandemi Coronavirus yang melanda secara global, yang mengalami deklinasi dan kapan saja bisa menghadapi risiko ekonomi seperti resesi. Kebijakan ini sendiri sudah diberlakukan di beberapa negara selain Indonesia, seperti Perancis, Selandia Baru, Malaysia, dan Jepang.
Pemulihan ekonomi yang menjadi salah satu tujuan dari PSBB transisi sudah mulai dilakukan di berbagai sektor. Hal ini tidak mengecualikan sektor properti dan okupansi kantor. Menurut riset yang dilakukan oleh Coldwell Banker Commercial, tingkat hunian perkantoran hingga kuartal tahun 2020 cenderung stabil. Meski begitu, diproyeksikan bahwa seiring dengan pandemi yang masih berlangsung, akan terjadi penundaan transaksi seperti leasing agreement dan penundaan untuk okupansi. Hal ini dikarenakan masa yang tidak stabil di tengah pandemi.
Perubahan Perilaku Konsumen di Tengah Pandemi
Di saat ekonomi Indonesia dan global yang sedang jatuh-jatuhnya, para konsumen yang merupakan pebisnis akan mencari cara untuk mempertahankan eksistensi bisnis mereka. Menurut riset Jones Lang LaSalle, saat ini para konsumen/pebisnis akan menggunakan kesempatan untuk berpikir ulang perihal kebutuhan mereka di kantor. Misalnya, untuk fasilitas apa yang benar-benar mereka butuhkan dalam menunjang bisnis mereka. Konsumen yang merupakan pebisnis ini juga menekankan perihal kebersihan, kesehatan, dan teknologi yang dapat dimanfaatkan. Selain itu, penyewaan gedung Grade-A akan menurun dan orang akan beralih ke gedung yang lebih murah seperti gedung Grade-C untuk menyesuaikan keuangan mereka.
Langkah-langkah Antisipasi selama PSBB Transisi
Dengan adanya pandemi ini, memutar otak para pebisnis maupun pengembang real estate untuk tetap menjalankan bisnisnya dengan baik. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi bisnis dan juga mengakali agar bisnis tetap berjalan.
Pada saat ini, banyak bisnis yang sangat bergantung dengan teknologi. Hal ini tidak hanya tentang internet, namun juga alat yang menunjang bisnis. Pemanfaatan teknologi adalah hal yang merupakan keharusan untuk dilakukan. Para pengusaha real estate bisa melakukan virtual open house sebagai pengenalan akan ruang/kantor yang akan ditempati. Usahakan untuk memberikan info selengkap mungkin. Pemanfaatan komunitas daring (online) juga dapat digunakan, terutama dalam pemasaran.
Protokol kesehatan dan teknologi yang canggih juga menjadi salah satu faktor penentu untuk perjalanan bisnis dewasa ini, di saat orang-orang hanya bisa mengakses tempat dengan sangat terbatas. Merupakan nilai baik apabila pengembang mulai memperhatikan kebersihan di kantor, karena hal ini menjadi suatu prioritas. Ekspansi teknologi ke penggunaan yang mutakhir juga akan sangat berguna baik untuk operasional maupun sebagai fasilitas yang dapat ditawarkan oleh calon pembeli/penyewa.
Apabila ada Pebisnis yang masih ingin berusaha untuk membuka usahanya di PSBB transisi, kantor virtual dapat menjadi jawaban bagi para pebisnis. Hal ini direkomendasikan karena selain harganya yang terjangkau, tidak perlu melakukan okupansi kantor karena Pebisnis dapat melakukan pekerjaan tanpa khawatir dan rasa takut untuk beraktivitas di luar yang masih riskan. Dengan kantor virtual, Pebisnis juga akan mendapatkan alamat yang prestisius dan bisnisnya pun ditangani oleh orang-orang yang profesional. Ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi pengembang properti selain coworking space yang juga menjamur akhir-akhir ini.
Baca juga: Bisnis Kantor Virtual Yang Terkena Dampak Covid-19
Check www.meso.co.id to find out more about our services, or live chat our agent through our Whatsapp account at +62812-1315-4189.